Khutbah jumat
Tawakal dan 'Idhul Adha
Hari ini
gema takbir dikumandangkan di seluruh penjuru negeri islam… kita mengagungkan
Allah, memuji-Nya sebagai bentuk rasa syukur kita atas semua nikmat dan
karunia-Nya…
Kaum
Muslimin, jamaah yang kami muliakan,
Hampir dalam
setiap agama dan aliran kepercayaan, mereka memililki peribadatan dalam bentuk
menyembelih hewan. Menumpahkan darah binatang, dalam rangka mengagungkan tuhan
dan sesembahan mereka.
Orang-orang
musyrikin mempersembahkan sembelihan mereka kepada thaghut – tuhan-tuhan selain
Allah.
Ada yang
bentuknya larung kepala kerbau di laut, ada yang bentunya sedekah bumi menanam
kepala sapi di kaki gunung, atau dalam bentuk sesajian lainnya. Usaha yang
mereka lakukan, berujung pada dosa syirik yang akan mengantarkan mereka kekal
di neraka.
Di saat yang
sama, islam memberikan kesempatan bagi kaum muslimin untuk beribadah kepada
Allah, Rab semesta alam, Sang Pencipta yang paling berhak untuk disembah,
dengan menyembelih qurban. Ibadah mulia yang menjanjikan pahala besar.
Kita bisa
perhatikan, kegiatan yang dilakukan sama. Sama-sama menyembelih, sama-sama
bermodal binatang. Akan tetapi ujung akhirnnya sangat jauh berbeda. Yang satu
mengantarkan pelakunya kekal di neraka, dan yang satu mengiring pelakunya
menuju kenikmatan surga.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah..,
Mengapa amal
kita bisa bernilai pahala? Mengapa amal kita dinilai sebagai amal soleh?
Karena amal
kita dibangin di atas pondasi iman… karena kita muslim, karena amal yang kita
kerjakan adalah amal yang dilandasi dengan iman. Sehingga apa yang kita
lakukan, tidak ada yang sia-sia, dan dinilai ibadah di sisi Allah. Sungguh kita
sangat layak bersyukur, atas hidayah iman dan islam.
Hadirin yang
berbahagia,
Pada saat
anda berqurban, bayangkan, andai saat itu kita tidak berada dalam agama islam.
Tentu qurban yang kita kerjakan, bukan untuk Allah, namun akan menjadi
pengagungan kepada thaghut.
Karena
itulah, sebagai wujud rasa syukur atas hidayah iman yang dijanjikan dengan
surga, Allah perintahkan kaum muslimin untuk shalat dan menyembelih hewan
qurban.
Allah
berfirman,
إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Sesungguhnya
Aku telah memberikan kepadamu telaga al-Kautsar. Karena itu kerjakanlah shalat
karena Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” (QS. al-Kautsar: 1 – 2).
Menurut 3
ulama tafsir zaman tabiin, Qatadah, Atha’, dan Ikrimah – ahli tafsir murid Ibnu
Abbas –, makna perintah shalat dalam ayat itu adalah shalat id, sedangkan makna
perintah menyembelih adalah menyembelih qurban. (Tafsir al-Qurthubi, 20/218).
Berdasarkan
tafsir di atas, tidak ada kesempatan bagi kita untuk bisa menjalankan perintah
dalam ayat ini sekali waktu, kecuali ketika idul adha.
Karena
itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
menekankan agar umatnya selalu berqurban.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ
لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
“Barangsiapa
yang memiliki kelapangan rezeki, namun tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati
tempat shalat kami.” (HR.
Ahmad 8273, Ibnu Majah 3123, dan sanad hadits dihasankan al-Hafizh Abu Thohir).
Ma’asyiral
muslimin, hadaniallahu wa iyyakum…
Sungguh
Allah telah memberikan rasa aman kepada kita, lahir batin… fisik kita aman,
batin kita tenang…
Hadirin yang
kami muliakan…
Allah
menjanjikan, siapapun yang berusaha menjaga iman, maka dia akan aman. Rumusnya,
iman sama dengan aman. Allah berfirman,
الَّذِينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ
وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS.
al-Anam: 82)
Jaminan
keamanan yang diberikan oleh Allah ada 2,
[1] jaminan
keamanan fisik dan
[2] jaminan
keamanan batin
Jaminan
keamanan fisik, ketika di dunia, Allah berikan kepada siapa saja diantara
hamba-Nya yang Allah kehendaki. Baik hamba yang mukmin maupun hamba yang kafir.
Semua manusia yang saat ini dalam kondisi sehat wal afiat, Allah telah
memberikan keamanan fisik baginya.
Sedangkan
jaminan keamanan yang kedua, jaminan keamanan batin, jaminan ini hanya Allah
berikan kepada mereka yang memiliki tawakkal yang sempurna kepada Allah…
tawakkal yang tumbuh karena iman… tawakkkal yang muncul dari keyakinannya bahwa
dia punya Allah yang akan melindunginya, yang akan menjaganya…
Orang-orang
soleh di masa silam, mereka menghadapi ujian yang luar biasa… ujian yang sampai
mengancam jiwa dan raga.
Namun karena
tawakkalnya yang tinggi, mereka tetap tegar dan tidak gentar dalam
menghadapinya…
Ibrahim
tatkala di lempar ke dalam api, beliau tetap tenang dan bertawakkal kepada
Allah. Beliau mengucapkan,
حَسْبُنَا
اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung..”
Ibnu Abbas
mengatakan,
“hasbunallah
wa ni’mal wakiil” adalah
perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin
dilempar di api.. (HR. Bukhari 4563).
Tatkala
Ibrahim meninggalkan ibunda Hajar bersama putranya Ismail yang masih merah di
lembah tanpa kehidupan, mereka bertawakkal kepada Allah…
Begitu
Ibrahim beranjak meninggalkan Hajar, beliau mengejar Ibrahim seraya bertanya,
آللهُ
الذِّيْ أَمَرَكَ بِهَذَا؟
“Apakah
Allah yang memerintahkan kamu melakukan semua ini?”
Ibrahim
menjawab: “Na’am” (Iya, Allah yang memerintahkan aku).
Dengan
sangat yakin, wanita Solihah ini mengatakan,
إِذًانْ لَا
يُضَيِّعُنَا اللهُ
“Berarti
Allah tidak akan menyia-nyiakan kita…”
Subhanallah…
Siapa wanita
yang tidak ketakutan ketika dia ditinggal sendiri bersama bayinya di tengah
hutan?
Siapa wanita
yang tidak ketakutan ketika dia ditinggal sendirian bersama bayinya di lembah
tanpa kehidupan?
Namun karena
kekuatan iman, mereka yakin bahwa mereka punya Allah yang akan menjaganya…
itulah nikmat aman batin..
Demikian
pula yang pernah dialami Musa… tatkala beliau bersama Bani Israil lari dari
kejaran Fir’aun, hingga mereka terhenti karena di depannya lautan, sementara di
belakang mereka Fir’aun bersama pasukannya.
Banyak diantara
Bani Israil yang merasa sangat ketakutan, mereka akan ditangkap pasukan
Fir’aun…
Allah
ceritakan hal ini dalam firmannya,
فَلَمَّا
تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ . قَالَ
كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
Maka setelah
kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa:
“Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali
tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi
petunjuk kepadaku”. (QS.
as-Syu’ara: 61-62)
Anda bisa
perhatikan, ketika pasukan Fir’aun semakin mendekat, hampir tidak ada peluang
untuk bisa melarikan diri… Bani Israil telah terkepung, sehingga merekapun
ketakutan..
Musa tidak
tahu apa yang harus dilakukan, namun beliau yakin, Allah yang akan memberi
bimbingan, Allah yang akan menjaganya…
Hingga Allah
perintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut.. Allah berfirman di
lanjutan ayat,
فَأَوْحَيْنَا
إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ
كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ
“Lalu Kami
wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah
lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. as-Syu’ara: 63).
Kondisi yang
sama juga dialami oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabatnya. Ketika mereka mendapatkan informasi bahwa orang-orang
musyrikin akan menyerang mereka dengan membawa pasukan yang sangat banyak dari
berbagai suku, mereka tetap tenang, dan mereka tawakkal kepada Allah.
Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para sahabat semakin beriman, dan mereka
mengatakan kalimat hasbunallah wa ni’mal wakiil…,
Sebagaimana
yang Allah ceritakan di surat Ali Imran: 173
إِنَّ
النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah
kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung”.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah…
Kita bisa
melihat masyarakat yang berada di lingkungan kita, mereka yang dekat dengan
al-Quran dan sunah, yang dekat dengan sumber ilmu agama, umumnya memiliki
mental lebih kuat diabndingkan mereka yang jauh dari agama. Karena orang yang
sering mendengarkan al-Quran dan sunah, imannya akan lebih terjaga. Di saat
itulah, Allah akan berikan ketenangan baginya… ketenangan batin, sehingga dia
tidak gampang stres, tidak mudah putus asa ketika menghadapi masalah.
Termasuk
mereka yang hendak hijrah meninggalkan pekerjaan yang haram, orang yang imannya
lebih kuat, yang lebih sering dengan kajian sunah, umumnya lebih siap
dibandingkan mereka yang jarang dengan kajian..
Kedewasaan mental
itulah ketenangan batin, yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beriman…
Selanjutnya
marilah kita berdoa memohon kepada Allah, agar kita diberi kekuatan iman,
kedewasaan mental, sehingga kita menjadi hamba-Nya yang bertawakkal.
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances